Bimbingan Teknis Sinkronisasi Promosi Pariwisata Pasar Asia Pasifik Di kota semarang
Bimbingan
Teknis Sinkronisasi Promosi Pariwisata Pasar Asia Pasifik
Assisten
Deputi Pengembangan Pemasaran II Regional II
Semarang, 20 september 2018
Dafam Hotel
![]() |
penyerahan cinderamata dari pak dadang untuk ibu erina ASITA Jateng |
Dadang Jatmika
selaku Kepala Bidang Pemasaran Pasar Asia Pasifik Taiwan Kementerian Pariwisata
Kota Semarang menurutnya memiliki point penjualan yang lengkap, ada Wisata Atraksi,
Wisata Alam, Wisata Budaya, Wisata buatan, seperti Festival Kota Lama, Festival
Sampokong, Semarang Night Carnival, maka itu Semarang adalah daerah yang pas
untuk sasaran Pasar Asia Pasifik.
“Seseorang
tidak hanya melulu berkutat di Semarang saja pada wisatawan baik mancanegara dan
domestik, pasti ada keinginan melanjutkan perjalanan mungkin ke Dieng, Sangiran
Solo, Candi Borobudur,” Ujar Ibu Erina Sulung Wakil ketua DPD ASITA Jawa tengah.
“Desa wisata yang menarik
adalah Desa wisata yang memiliki ciri khas, biarkan desa menjadi indah jangan
pernah menjadi desa seperti menjadi kota , jadi jangan seperti kota karena
nanti akan ada sertifikasi tersendiri ataupun standar sendiri desa wisata itu seperti
apa, seperti desa wisata kandri, desa wisata wonolopo, wisatawan domestik sudah
biasa berkunjung kesana tapi yang lebih bagus lagi bagaimana mendatangkan
wisatawan mancanegara datang ke desa wisata, bagaimana melihat dan berinteraksi
kepada lingkunganya,” Begitu tegasnya.
Sebagai desa wisata tentu
memiliki budaya, adat yang unik tersendiri oleh sebab itu biarkan desa tetap
menjadi desa, seperti Home Stay penginapan ya Home Stay saja karena ada batas
standar nya sendiri, jangan seperti menjadi penginapan Hotel Bintang Lima, semua
akan terlibat mulai dari UKM, cinderamata, dan lain sebagainya.
Tugas kita hanya
mengelola, menyajikan, menjual jasanya dan menjaga bagaimana wisatawan tetap
datang terus menerus dan memberikan pelayanan yang terbaik karena tamu-tamu
pasti membawa devisa sehingga semua terlibat mendapatkan berkahnya menjadi
perekonimian yang maju.
Ada satu hal lagi bahwa manajemen
pengunjung ketika wisatawan berkunjung ke suatu tempat atau kapasitas tempatnya
tidak cukup maka kita jangan membiarkan wisatawan terlalu banyak sehingga tidak
teratur, banyak fasilitas yang rusak, maka kita harus menghentikan kapasitas
pengunjung yang terlalu banyak biar manajemen pengunjung kita menjadi teratur
dan berjalan dengan baik.
Iya bener, jangan rusak desa dengan tata cara kota. Contohlah Jepang..
BalasHapus